Indonesia: Kemenangan Prabowo y Warisan Jokowi, Visi PDB "Indonesia EMAS 2045" Dan Jebakan Kelas Menengah y Tantangan Sosial - E389

"Sangat Penting untuk Mendidik Masyarakat, Anak-Alak, Mendidik Gen Z Mengenai Tugas Kewarganegaraan Dan Apa itu Pemerintahan Sehingga Kita Tagak Jatuh Kembali Ke Pola Pikir Bahwa Satu Orang Dapat Menyamatkan Seluruh Bangsa, Atalh Kuncinya, Karena itu Tagak Benar. satu tantangan besar untuk menjadi pemilih pemula adalah menyadari bahwa mereka juga memiliki andil dalam menentukan arah negara ini ". - Gita Sjahrir

"Setiap Generasi Akan Selalu Memiliki Bentuk Idealisme Mereka, Dan Itu Adalah Hal Yang Baik. Saya Tagak Mengerti Mengapa Kita Menjadi Begitu Pahit Dan Mengatakan Kepada Mereka Untuk Tagak Menginginkan Hal-Hal Yang lebih Baik. Trauma Kita Yang Berbicara. Terjadi Seiring Dengan Semakin Baiknya, Semakin Amannya, Dan Semakin Sadarnya Dunia. Dalam Hidup anda ". - Gita Sjahrir

"Orang Biasa Mungkin Dapat Mengetahui Para Pengambil Kepetusan Utama Dan Apa Yang Dapat Mereka Lakukan Untuk Menghentikan Sesuatu. Masyarakat Dapat Menghentikan Dan Dan Memulai Sesuatu Dan Mereka Dapat Memahami Bahwa Mereka Memiliki Tugas. Tugas. Tampaknya Ada Keterputusan Di Banyak DiMa Di Mana para Pemimpinnya Berusia 80 Melalui Kisah Pembanganan Ekonomi di Mana Biasanya, Jika Sebuah Negara Menjadi Lebih Kaya, Anda Akan Mendapatkan Pendidikan Yang Lebih Baik. Jadi, Sangat Penting untuk Tagak Melihat Gen Z Sebbagai Cerita Kemenangan Cepat, Tetapi Untuk Benar-Benar Menyadari Bahwa Ketika y Membangan Sebuah Negara, Anda MembanGun Generasi ". - Gita Sjahrir

Gita Sjahrir , Jefe de Inversión Bni Ventures , Dan Jeremy Au Mendiskusikan Tiga Tema Utama:

1. Fokus Utamanya Adalah Memobilisasi Pemilih Gen Z, Yang Pengaruhnya Yang Signifikan Dalam Pemilu Menggarisbawahi Perlunya Pesan Politik Yang Jelas Yang Disesuaikan Untuk Kelompok y Cerdas Secara Digital Dan Terbiasa Dengan Keteterlibatan Media Sosal yhetang.

2. Visi Pdb "Indonesia EMAS 2045": Diskusi Diperluas ke tujuan kampanye yang bertujuan untuk memposisikan indonesia sebagai mercusuar kemakmuran ekonomi, dengan peningkatan dalam pdb per kapita, sumer daya manusia, dan daya saingkatan dalam pdb per kapita, sumber manusia, dan daya. Gita Menyoroti Visi Ini Sebagai Bagian Dari Ambisi Yang Lebih Besar Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia Melalui Pendidikan Yang Unggul Dan Kesempatan Untuk Mengembangkan Diri.

3. Jebakan Pendapatan Menengah y Tantangan Masyarakat: Mengatasi Tantangan Sosial di Indonesia, Termasuk Kemiskinan Dan Stunting Pada Anak, Merupakan INTI DARI PEMBICARAAN MEREKA. Gita Dan Jeremy Menekanka Pentingnya Strategi Pertumbuhan Yang Tagak Hanya Mengeluarkan Indonesia Dari Jebakan Negara Berpendapatan Menengah, Tetapi Juga Memperjuangkan Kemejuan Yang Merata. Pentingnya Membina Warga Negara Yang Terinformasi Juga Ditekankan, Untuk Memastikan Masyarakat Yang Menyadari Tanggung Jawab Kewarganegaraannya Dan Konsekuensi Dari Tindakan Mereka Dalam Miembro Suara.

Jeremy Dan Gita Juga Mendalami Pembahasan Mengenai Pentingnya Checks and Balances Legislatif, Peran Kebijakan Luari Negeri Dalam Membentuk Hubungan Internassional Indonesia, Pandangan Singap Terhadap Pemilu Indonesia, Dan Pentingnya Reformasi PentidiDiKan.

Didukung oleh hdmall

HD Mall Adalah Pasar Layanan Kesehatan Di Asia Tenggara Yang Menghubungkan Pasien Dengan Lebih Dari 1.800 Penyedia Layanan Kesehatan. Ini Mencakup Berbagai Kategori Seperti Gigi, Estetika, Dan Operasi Elektif. Lebih Dari 300.000 Pasien Telah Mengakses Layanan Kesehatan Yang Lebih Terjangkau Melalui Hd Mall. Dapatkan Pemeriksaan Kesehatan Yang Layak Anda Dapatkan. Jika Anda Berada di Tailandia, Kunjungi hdmall.co.th . Jika anda Berada di Indonesia, Kunjungi Hdmall.id .

(01:38) Jeremy Au:

Hai Gita, Apa Kabar Pagi Ini?

(01:40) Gita Sjahrir:

Saya Baik-Baik Saja, Apa Kabar?

(01:41) Jeremy au:

Bagus, Saya Rasa Kami Berdua Seperti, OH, Sudah Menyiapkan Kopi. Kami Akhirnya Menyelesaikan Semua Masalah Teknis Dan Siap Untuk Memulai.

(01:48) Gita Sjahrir:

Ya, siap untuk berbicara tentang masa depan indonesia?

(01:50) Jeremy Au:

Ya, Maksud Saya, Jika anda Ingin Membicarakan Masa Lalu Indonesia, Misalnia,

(01:54) Gita Sjahrir:

Benar.

(01:54) Jeremy au:

Selamat Datang Di Podcast Sejarah.

(01:56) Gita Sjahrir:

Benar, Benar, Benar.

(01:58) Jeremy au:

Sepertinya, Sejak Diskusi Terakhir Kita, Yang Membahas Tentang proses Pemilu, Kita Telah Melihat Bahwa Pemilihan Presiden Telah DiMenangkan Oleh PRABOWO. Dan Itulah Berita Besar Yang Kita Dapatkan Di Sini. Jadi, YA, Beberapa Kemungkinan Yang Beragam Telah, Semacam Menentukan Satu Jalur Dan Sekarang Kita Dapat Berbicara Sedikit Tentang Apa Yang Kita Pikirkan Untuk Empat, Delapan, Tahun Ke Depan, Dari Perspektif Potensial. Jadi ya, apa pendapat anda tentang pemilihan umum ini sejauh ini dan sejauh mana prosesya dan di mana posisi kita saat ini?

(02:25) Gita Sjahrir:

Nah, seluruh kampanye pemilu prabowo berjalan di belakang melanjutkan kisah sukses Jokowi. Jadi, Seluruh Visi Dan Misi Mereka Adalah Tentang Itu. Jadi, Ada Beberapa Fokus untuk Memindahkan Ibu Kota Ke Kota Lain Agar Pembangunan Ekonomi Yang Lebih Stabil Dan Merata Antara Pulau Jawa Dan Pulau-Pulau di Bagian Timur.

Kemudian Ada Juga Lebih Banyak Pembicaraan Mengenai Industrialisasi Dan Peningkatan Tingkat Pendidikan Masyarakat Agar Kita Memiliki Sumbera Daya Manusia Yang Lebih Kompetitif Di Masa Depan. Jadi, Sebagian Besar Kampanye Ini Adalah Tentang Mempertahanka Lintasan Pertumbuhan Kita Saat Ini. Dan Saya Rasa Hal Itu Mungkin Menjelaskan Mengapa Begitu Banyak Gen Z Yang Memilih Nomor Urut Dua. Jadi Itulah Nomor Urutnya Dalam Kampanye. Nol dua untuk prabowo dan gibran, Calon wakil presidennya. Dan Saat Ini, Saya Rasa Masyarakat Merasa Baik-Baik Saja, Setidaknya Cerita Perkembannya Masih Ada. Setidaknya Kita Masih Mengejar Pertumbuhan Ekonomi.

(03:29) Gita Sjahrir:

Dan Indonesia Sendiri Memiliki Kampanye Yang Ingin Kami Jalanka, Yaitu Indonesia EMAS 2045. Jadi Diharapkan Pada Tahun 2045, Kita Akan Memiliki Pertumbuhan Ekonomi Yang Setara Dengan Negara Maju. Misalnya, Memiliki PDB Per Kapita Yang Tinggi Dan Memiliki Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Tinggi Sehingga Kita Bisa Bersaing Di Kancah Global.

(03:52) Jeremy au:

Menakjubkan. Banyak Sekali Yang Harus Dibongkar Di Sana. Anda Menyebutkan Angka Nol Dua. Bisakah anda ceritakan sedikit lebih banyak tentang apa arti angka nol dua?

(03:59) Gita Sjahrir:

Tentu Saja, Di Indonesia, Ketika Seorang Kandidat Presiden Dan Wakil Presiden Bertarung Satu Sama Lain, Mereka Mendapatkan Nomor Urut, Jadi Berapapun Urut Yang Diberikan Oleh Badan Pemilihan Umum, Seharusnya Itu Acak. Tapi Saya, Saya Tagak Tahu Pasti, Sejujurnya, Pada Akhirnya, Karena Kita Biasanya Hanya Memiliki 2 Atau 3 Kandidat, YA, Sebenarnya, Atau Lebih Banyak Jika Anda Melihat Ke Masa Lalu, Karena Kita Telah Memiliki Banyak Banyak Pemilu Sejilu Ke Masa Lalu, Karena Kita Telah Memiliki Banyak Banyak Banyak 26 Tahun Yang Lalu, Maka itu Menentukan nomor berapa yang dipilih orang di surat suara. Jadi Itulah Mengapa Berbulan-Bulan Sebelum Pemilu, Ketika Mereka Mendapatkan Nomor Urut, Misalnya. Satu kandidat akan mendapatkan nomor urut 01. Kandidat lain akan mendapatkan 02. Kandidat lain akan mendapatkan 03. Mereka akan terus menggunakan angka-angka itu untuk berkampanye untuk menciptakan korelasi positif di benak orang antara visi dan misi mereka dengan Nomor Tersebut Sehingga Ketika anda Sampai di Tempat Pemungutan Suara, Anda Tagak Bingung Lagi, Mana Yang Benar? Karena Anda Benar Benar Memperkuat Nomor Tersebut Dan Visi Dan Misi Mereka Kepada Anda Atau Posicionamiento de Pemasaran Apa Pun Yang Telah Mereka Lakukan. Dan Anda Bisa Membuat Kepetusan Tepat Pada Hari Itu Juga.

Selain itu, Sangat Penting untuk Mengatakan bahwa indonesia memiliki tingkat partisipasi pemilu yang sangat tinggi, dan pemilu kita Tagak hanya memilih calon presiden dan wakil presiden. Kita Juga Memilih Anggota Legislatif Dan Seringkali Orang Mengabaikan Betapa Pentingnya Pemilu Legislatif. Jadi, Dalam Sistem Kami, Tagak Penting untuk Hanya Memiliki Presiden Dan Wakil Presiden. Dan jika anda memilih itu saja. Seolá-Olah Kedua Orang Ini Memutuskan Setiap Kepetusan Yang Terjadi di Nelara Ini. Dan Tagak Ada Yang Bisa Melakukan Pemeriksaan Dan Keseimbangan. Dan Srara Harfiah, Tagak Ada Kekuatan Lain. Di Indonesia, Tagak Seperti Itu. Kami Memiliki Sistem Legislatif Dan Sistem Legislatif Tersebut Pasti Dapat Memblokir Inisiatif Presiden Atau Segala Jenis Hukum Dan Kebijakan Yang Datang Dari Badan Eksekutif. Jadi di Situlah Banyak revisa y equilibra Juga Terjadi.

(06:00) Jeremy au:

Jadi, Jika Kita Melihat Sistem Tradisional, Saya Pikir di Amerika, Misalnya, Mereka Membutuhkan Dua Pertiga, Misalnya. Mayoritas Akan Menjadi Ambang Batas Yang Umum untuk Jenis-Jenis Resolusi Tertentu. Ambang Batas Seperti Apa Yang Kita Lihat Dalam Sistem Indonesia?

(06:15) Gita Sjahrir:

Hal Ini Juga Tergantung Pada Undang-Undang Yang Ada. Jadi, Misalnya, Seorang Presiden Dapat Mengeluarkan Hal-Hal Yang Disebut Perpres Atau Peraturan Presiden. Jadi, Misalnya, Peraturan Tentang Nilai Ekonomi Karbon Adalah Perpres. ITU Adalah Peraturan Presiden Yang Diturunkan. Nah, Tentu Saja, Bagaimana Peraturan Tersebut Dieksekusi Adalah Cerita Yang Berbeda Yang Bisa Datang Dari Tingkat Kementerian. Jadi Tingkat Teknis. Jadi Mereka Kemudian Keluar Dengan, Hei, Ini Adalah Bagaimana Kita Akan Melaksanakan Undang-Undang Ini. Nah, undang-endang tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang tersebut dan bagabaimana anda menegakkannya, atau apakah akan ada hukuman dan sebbagainya, dan sebagainya, yang terjadi, itu juga bisa mengalir ke badan legislatif.

Saya Tagak Tahu Persis Persentasenya Karena Tergantung Pada Sektornya, Dan Juga Tergantung PADA UNDANG -UNDANG APA YANG KITA LIHAT, TETAPI PADA DASARNYA, INI ADALAH BAGIAN YANG DAPAT MEMBLOKIR UNDANG Berpikir tentang undang-undang, Mereka Sering Berpikir, oh, presiden memiliki sesuatu yang terjadi, tetapi undang-undang juga dapat menjadi rumit, bukan? Karena Ini Tentang, Oke, Baiklah, Sekarang anda Telah Membuat Kepetusan, Dan Itulah Tujuan Anda, Bagaimana anda Melaksanakannya? Apakah anda memiliki anggaran untuk melaksanakannya? Di Mana anda Memerlukan Persetujuan Dari Kementerian Keuangan, Yang Merupakan Bidang Teknisnya Sendiri, Lalu apa Hukumannya Jika anda Tagak Melaksanakannya? Lalu apa tindakan zanahoria y palo yang anda butuhkan untuk mempertahanka hukum tersebut dari waktu ke waktu?

Jadi semua itu adalah bagian dari ranah kebijakan publik di maná cheques y equilibrios dapat terjadi.

(07:53) Jeremy au:

Ya. Jadi itu akan menjadi berapa, dua pertiga?

(07:55) Gita Sjahrir:

Saya Tagak Tahu Persis Berapa Jumlahnya. Yang Pasti, Sekarang Saya Menyadari Bahwa Saya Perlu Belajar Lebih Banyak Tentang Administrasi Publik Indonesia, Karena Sayangnya, Latar Belakang Dan Gelar Administrik Publik Saya Berasal Dari Amerika Serikat. Jadi.

(08:10) Jeremy au:

Selamat Datang di podcast Ilmu Politik Indonesia.

(08:14) Gita Sjahrir:

Selamat Datang, Selamat Datang Untuk Mengingatkan Saya, Saya Perlu Mengulas Hal Ini.

(08:18) Jeremy au:

Ya. Namun Yang Menarik, Tentu Saja, Ada Beberapa Pertanyaan Yang Muncul, Yang Pertama, Saya Pikir Ini Akan Berubah. Dan Kemudian Dari Luar Ke Dalam Seperti, Apa Yang Menjadi Dasar Dari Kebijakan-Kebijakan Yang Ada, Karena Tagak Semua Orang Mengenal Indonesia. ¿Ya kan? Jadi, Bisakah y Menjelaskan Kedua Aspek Tersebut?

(08:34) Gita Sjahrir:

Tentu Saja. Dasar Dari Kebijakan Sebelum Presiden Kita Yang Akan Datang, Yang Baru Saja Kita Pilih, Adalah Tentang Pembanganan Ekonomi. Dan untuk Memahami Bagaimana Segala Sesuatunya Diatur Saat Ini, Saya Akan Mengajak y Sedikit Mundur Ke Belakang Sebelum Kita Memiliki Demokrasi Elektoral. Jadi Dulu, Pada era suharto, karena ia adalah orang yang sangat berkuasa, maka yang terjadi adalah banyak kebijakan ekonomi yang sangat proteksionis, sangat eksklusif.

Ini Hanya Ditujukan untuk Pemain Tertentu, Ada Monopoli, Karena Memang Begitulah Adanya. Menguuntungkan Rezim Dari Waktu Ke Waktu. Jadi Memang Sudah Diatur Seperti Itu. Jadi, Pada Saat Demokrasi Elektoral Datang, Ada Reformasi Besar Yang Terjadi Secara Hukum, Politik, Tetapi Karena Ada Begitu Banyak Reformasi Yang Masih Berlangsung Hingga Sekarang Karena Membutuhkan Pembonga Juga Ratusan Undang -undang. Reformasi Besar Yang Harus Dilakukan Adalah Membuka Kunci Kekuasaan, Sehingga PADA Masa Rezim Soeharto, Hanya Ada Satu Kunci Kekuasaan Yang Kemudian Mengerucut Menjadi Beberapa Kunci Kekuasaan, Baik di Sektor Publik Maupun Swasta.

Dan Anda Juga Berada Dalam Situasi Di Mana Sektor Publik Dan Swasta Hampir Identik Satu Sama Lain, Bukan? Jadi, untuk Mengatakan bahwa anda adalah monopoli di satu sektor di sektor swasta, kemungkinan besar anda memiliki hubungan yang sangat kuat dengan seseorang di sektor publik, dan begitulah adanya. Sekarang, Selama 26 Tahun, Apa Yang Telah Terjadi Adalah Pemisahan Antara Sektor Publik Dan Swasta. Tentu Saja, Saya Tagak Mengatakan Bahwa Itu Berarti Jika anda Memiliki Koneksi, Itu Tagak Akan Membantu anda. Hal Ini Akan Membantu Anda Karena Sekali Lagi, Seperti Yang Saya Katakan, Anda Membongkar Banyak Hal Dan Ini Baru Terjadi Selama 26 Tahun. Jadi, Banyak Dari Reformasi Tersebut Kemudian Menjadi Tentang Bagaimana Anda Memiliki Sektor Swasta Yang Sehat Yang Tagak Selalu Bergantung Pada Kebutuhan Untuk Memiliki Kroni Dan KeButuhan Aqutauk Memiliki Kineksi Dengan Sektor Publik.

Ini Masih Merupakan Sebuah Perjalanan. Ini Belum Selesai. Hal Ini Masih Terus Terjadi Saat Kita Berbicara. Namun, Apa Yang Kita Lihat Selama 10 Tahun Terakhir Ini Adalah Komunikasi Dan Hubungan Yang Lebih Kuat Antara Sektor Swasta Dan Publik. Jadi, Beberapa Kebijakan Ekonomi Menjadi Lebih Diliberalisasi Sehingga Orang Bisa Masuk Ke Sektor Swasta Dan Berbisnis Dan Berkembang. Dan Masih Ada Beberapa Hal Di Sana-Sini Di Mana Mungkin Ada Kebijakan Proteksionis Yang Berlaku Karena, Misalnya, Jika Itu Adalah Sumber Daya Mineral Yang Ada Di Indonesia, Hal Itu Bisa Menjadi Masalah Politis Juga, Karena Kemudian Orang Indonesia Akan Mengan ¿ITU Bagian Dari Tanah Kami? Kita Simpan Saja Untuk Kita Sendiri. Dan Tarik Ulur Itu Akan Tetap Terjadi, Dan Itu Juga Terjadi di Banyak Negara Lain. Jadi di Situlah Kita Berada, Tetapi Menurut Saya Dalam 10 Tahun Terakhir, Reformasi Terbesar Adalah Hal Itu. Jadi, Agar Sektor Publik Dan Swasta Dapat Berdiskusi Dengan Lebih Baik Dan Juga, Meliberalisasi Beberapa Kebijakan Sehingga Pemain Baru Dapat Masuk Ke Sektor Swasta Dan Berkembang.

(11:27) Jeremy au: ya. Dan Yang Menarik Adalah, Saya Telah Membaca Beberapa Analisis Di Singapura Dan Saya Pikir Sudut Pandang Pendiriannya. Dan Yang Menarik Adalah Bahwa Mereka Juga Melihat Kandidat Yang Diusulkan Sebagai Kandidat Kontinuitas, Saya Pikir Salah Satu Dari Dua Aspek, Bukan? Salah Satunya Tentu Saja Adalah Komitmen Terhadap Kebijakan Domestik Yang Baru Saja Anda Sebutkan. Dan Anda Tahu, Tentu Saja, Singapura Sangat Tertarik Dengan Kebijakan Luar Negeri Indonesia Karena Hal Itu Berdampak Pada Kebijakan Luar Negeri Singapura. Dan Saya Pikir Apa Yang Ditulis Oleh Straits Times Yang Akan Saya Tautkan Dalam Transkrip Nanti, Pada Dasarnya Menggambarkan Tentang Bagaimana, Sebenarnya Ada Sejarah Panjang Kemitraan Melalui Latihan perencanaan Latihan Militer Selama Selama Werererapa Dekade. Jadi Ada Banyak Sekali Orang-Orang Lama Di Pemerintahan Singapura, Terutama di Bidang Pertahanan, Yang Jelas-Jelas Telah Kembali Ke Pemerintahan Sipil, Yang Sangat Nyaman Bekerja Sama Dengan Prabowo. Jadi, Itu Adalah Sudut Pandang Yang Menarik Dari Pemerintah Singapura.

Dan saya pikir sebenarnya apa yang dia rasakan adalah karena hal itu, mereka juga merasa bahwa calon presiden yang diusulkan akan lebih percaya diri mengenai kebijakan luar negeri dan internasional karena dia juga telah berada di luar negeri selama beberapa waktu. Jadi, Kami Seharusnya Berbeda Dengan Kandidat Lain Yang Tagak Memiliki Pengalaman Global Yang Sama. Sangat Menarik untuk melihat pandangan itu dari negara tetangga yang berbeda. Jadi Mari Kita Lihat Saja Bagaimana Kelanjutannya.

(12:35) Gita Sjahrir:

Ya, Singapura Adalah Sekutu Yang Sangat Penting Bagi Indonesia. Dan Saya Rasa Jika Ada Satu Hal Yang Sangat Dihargai Oleh Indonesia Adalah Hubungan Dan Kebijakan Global Dan Luari Negeri Kita Dengan Singapura Dan Asean, Bukan? Sebbagai negara asean terbesar. Jadi, saya pikir ketika kita melihat pak prabowo, orang-orang juga perlu memahami bahwa lattar belakang beliau adalah seorang yang sangat Lainnya, Tetapi Masa Kecilnya, Beliau Dibesarkan di Berbagai Negara. Jadi Dia Berbicara Dalam Berbagai Bahasa. Dia Sangat Nyaman Berbicara Dengan para Pejabat Asing. Jadi, Itulah Elemen-Eleemen Yang Membuat Banyak Pemimpin Internassional Merasa Nyaman Dengan Pilihannya Saat Ini.

(13:18) Jeremy Au:

Dan Menarik Juga untuk Melihat Sisi como. Saya Pikir Ada Dua Sisi Yang Muncul, Bukan? Saya Rasa Satu, Saya Akan Mengatakan Bahwa, el economista Sangat Tagak Senang. Saya Pikir Mereka, Saya Pikir Sebelum Pemilu, Mengadvokasi Melawan, Saya Tagak Akan Mengatakan Dengan Cara Yang Sangat Keras, Tapi Pasti Mengadvokasi Diri Sendiri. Saya Tagak Tahu. Coba Beritahu Saya, Beritahu Saya Bagaimana anda Membaca Artikel-Artikel Itu. Kami Akan Menautkan Artikel-Artikel Itu Juga. Jadi, Tapi Jelas Saya Bukan Penggemar, Saya Akan Mengatakan Pencalonan Prabowo. Dan Kemudian Saya Pikir Pihak Lain, Saya Pikir Pihak como Juga, Adalah EH, Kita Harus Berbisnis, Karena Saya Pikir Mereka Sangat Khawatir Tentang Hubungan As-Cina Yang Merupakan Isu Nomor Nomor Satu Bagi Mereka. Dan Kemudian, Siapa Pun Yang Dapat Mereka Ajak Bekerja Sama Adalah Orang Yang Ingin Mereka Ajak Bekerja Sama. Pendapat anda?

(13:53) Gita Sjahrir:

Perubahan Konstitusional Ini terlihat Sangat Mengkhawatirkan Bagi Banyak Pengamat Eksternal. Dan Saya Memahami Hal Itu. Namun, Saya Pikir Apa Yang Tagak Disnari Oleh Banyak Orang Adalah Bahwa Demokrasi Indonesia Masih Sangat Muda. Masih Sangat Muda Dengan Populasi Yang Masih Sangat Muda. Jadi Mayoritas Pemilih Adalah Orang-Orang Muda di Bawah 40 Tahun. Kita Bahkan Tagak Berbicara Tentang Gen Z. Kita Hanya Berbicara Tentang Mereka Yang Lebih Muda. Jadi Mereka Juga Tagak Memiliki Konteks Sejarah Yang Sama. Mereka Tagak Memahami Banyak Hal. Anda Tagak Bisa Mengatakan Hal Itu Hanya Tentang Indonesia Atau Bahkan Negara-Negara Lain Di Sekitar Kita, Anda Bisa Mengatakan Hal Itu, Termasuk Tentang, Anda Tahu, Negara-Negara Uni Eropa Dan Amerika Serikat, Karena para Kandidat Amerika SERIKAT Sangat, Sangat Menarik, Bukan? Mereka Lebih Tua. Mereka Juga Memiliki Banyak Beban. Mereka Juga Memiliki Banyak Rekam Jejak Yang Patut Dipertanyakan. Dan saya pikir hanya dengan melihatnya dari sudut pandang tersebut dan tidak selalu berasumsi, hei, Indonesia, mengapa Anda tidak memiliki, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dan orang-orang yang memiliki rekam jejak yang berbeda, jenis orang yang ingin kita lihat, Mengapa Mereka Tagak Ada di Sana? Dan Hanya Bersikap Sangat Realistis Dan Juga Melihat di Mana Posisi Kita Saat Ini.

(15:04) Gita Sjahrir:

Dan Faktanya Bagi AS, Anda Benar. Mereka Juga Berpikir Dari Sudut Pandang Yang Sangat Logis, Dalam Artian Bahwa Indonesia Adalah Salah Satu Negara Terbesar di Dunia, Yang Merupakan Pintu Gerbang Ke Asia Tenggara. Jadi, Apa Gunanya Kami Mencoba Menciptakan Gesekan Dengan Negara Yang Telah Kami Jalin Hubungan Dengannya Selama Beberapa Dekade. Tagak Ada Keuntungan Besar Yang Bisa Didapatkan como Dari Hal Ini, Begitu Juga Dengan Kami. Jadi saya pikir penting juga untuk melihat bahwa setiap kali kita ingin menjelek-jelekkan suatua neguara ata kita ingin berasumsi yang terburuk tentang suatuara, kita juga harus memikirkan bahwa negara lain juga memiliki tantang tantagua. Kita Semua Memiliki Sejarah Yang Kelam. Kita Semua Memiliki Masa Lalu Yang Kelam Dan, Hanya Karena Segala Sesuatunya Tagak Berjalan Sesuai Dengan Yang Diinginkan Oleh Negara Lain, Bukan Berarti Masa Depan Kita Sudah Selai.

Dan Bagian Yang Sangat Besar Dari Hal Ini Yang Juga Ingin Saya Tekankan Adalah Bagaimana Secara Legislatif, Partai Pak Prabowo Tagak Mendominasi. Jadi, Mereka Bukan Nomor Satu. Mereka Bahkan Tagak Menduduki Peringkat Nomor dua. Dan Itu Adalah Bagian Yang Menjadi Sangat Menarik Karena Orang Berpikir, Oh, Jika anda Memilih Dia, Anda Harus memilih Partainya. Dan itu Tagak Benar di Indonesia, Faktanya Adalah Mayoritas Orang Memilih Partai Mana Pun Yang Kuat di Daerah Mereka. Jadi Itulah Yang Saya Maksud.

Ya, Di Situlah Saya Berbicara Tentang Check and Balance. Jadi, Mereka Mungkin Menyukai Persona Dan Mereka Mungkin Menyukai Visi & Misi Dari Satu Kandidat Presiden, Tapi Tagak Otomatis Mereka Akan Memilih Partai Kandidat Tersebut, Yang, Menurut Saya, Jika Anda Berasal Konteks Amerika Serikat, Anda Mungkin Berasumsi Bahwa Memilih Kandidat Berarti Memilih Partai. Dan itu Tagak Selalu Terjadi di Banyak Negara Lain, Termasuk Indonesia.

(16:45) Jeremy au:

Ya, Saya Pikir itu Menarik Karena Polarisasi, Pemilahan Diri itu Jelas Jauh Lebih Banyak, Signifikan di Barat, Misalnya. Tapi Saya Pikir Hal Itu Masih Baru Di Asia Tenggara. Saya Suka Dengan Apa Yang Anda Katakan, Ini Adalah Masa Lalu Dan Mari Kita Lihat Apa Yang Akan Terjadi Di Masa Depan.

Dan Saya Sangat Menyukai Kalimat Yang Anda Katakan Tentang Indonesia 2045 Dalam Hal Tujuan. Bisakah anda berbagi lebih banyak tentang hal itu? Seperti, tentu saja itu sangat aspiratif. Jadi, Itu Adalah Waktu di Masa Depan, Tapi Saya Hanya Ingin Tahu, Seperti, Bagaimana Penggunaannya? Apakah itu lebih seperti manifiesto umum atau, ya. Maksud Saya, Karena Saya Tagak Mendengarnya Setiap Hari. Ya.

(17:19) Gita Sjahrir:

Kata-kata itu sendiri juga dalam bahasa indonesia, yaitu indonesia emas, yang berarti indonesia emas. Jadi Saya Tagak Terlalu Yakin Apakah Kami Menggunakan Kata-Kata Dalam Bahasa Inggris Sebbagai Arahan Yang Jelas Yang Kami Sampaikan Secara Eksternal Kepada Semua Media ASING. Saya Rasa Tagak. Saya Pikir itu Sangat Banyak Digunakan Srara Interna. Dan Saya Rasa Sebagian Besar Dari Itu Adalah Memiliki Prinsip Panduan Bahwa 20 Tahun Ke Depan, 21 Tahun Ke Depan, Kita Akan Bertujuan untuk Memiliki Ekonomi yang Maju Dan Apa Pun Yang Menytai Ekonomi yang Maju. Jadi PDB por Kapita Yang Lebih Tinggi, Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Lebih Tinggi, modelo Indonesia EMAS Bahkan Berbicara Tentang Memiliki Jaringan Listrik Dengan Emisi Nol.

Jadi, Pada Dasarnya, Bagaimana anda Membawa Diri Anda Ke Tingkat Ekonomi Yang Canggih? Dan Saya Rasa Sangat Mirip Dengan Banyak Negara Yang Mengalami Jebakan Pendapatan Menengah, Ini Adalah Modelo Aspirasi Yang Cukup Umum Untuk Dicita-Citakan. Jadi, Saat Ini, Indonesia EMAS BENAR BENAR DIGUNAKAN DI SEKTOR Publik Dan Swasta Sebagai Pengingat Bahwa Apa Pun Yang Kita Lakukan Saat Ini, Kita Harus Berusaha Keras Untuk Mencapai Indonesia Yobih Baik Dan Dan Lebih Maju Tahun Lagi Lagi.

(18:31) Jeremy au:

Ya. Dan Saya Pikir, Itulah Bagian Yang Menarik, Bukan? Karena, Ada Impian Amerika Dan Tentu Saja Ada Juga Impian Tiongkok Yang Dicanangkan Oleh Xi Jinping. Jadi Saya Rasa Singapura Juga Memilikinya. Jadi Saya Rasa Menarik Untuk Melihat Berbagai Manifesto Atau Slogan Yang Ada Di Sana, Tentu Saja Dari Sudut Pandang Kampanye. Saya Rasa Satu Hal Yang Membuat Saya Penasaran Adalah, Bagaimana Hal Tersebut Dimainkan Di Berbagai Wilayah di Indonesia? Karena Indonesia Sangat Luas, Ada Beberapa Pulau Yang Anda Sebutkan Sebelumnya, Jawa versus Sisi Timur. Jadi, Bagaimana Visi Ini Diterapkan di Berbagai Provinsi Yang Berbeda?

(19:05) Gita Sjahrir:

Seperti Yang Saya Katakan Di Podcast Sebelumnya, Indonesia Secara Alami Terdesentralisasi. Jadi Bayangkanlah Sebuah Wilayah Yang Hampir Mirip Dengan Amerika Serikat, Karena Jika Anda Pergi Dari Satug Ujung Ke Ujung Lainnya Di Indonesia, Itu Seperti Penerbangan Selama Enam Jam. Jadi Sangat Panjang Dan Sangat Terdesentralisasi Dan Terpecah-Pecah Dan Ada 17.000 Pulau. Mayoritas Tagak Berpenghuni, Tapi Anda Masih Melihat Lahan Yang Sangat Luas. Tagak Hanya Sangat Luas, Anda Juga Memiliki Keragaman Yang Ekstrem, Bukan? Jadi Ada Apa, Saya Bahkan Tagak Tahu Lagi, Seribu Bahasa Yang Digunakan, Berbagai Agama, Etnis, Dan Sebbagainya, Dan Sebbagainya. Jadi Sangat Beragam, Sangat Kaya. Namun, Hal Tersebut Membuat Pengelolaan Negara Ini Juga Sangat Menantang. Dan saya pikir ketika kita berpikir tentang indonesia emas, hal itu mungkin dapat menjelaskan Mengapa presiden kita saat ini, jokowi, sangat benekankan untuk memiliki ibu kota baru, yang, meskipun kita semua, akan memakan waktu waktu tahu tahu tahun tahu tahun tahu Karena MembanguN Apa Pun, Membanguun Kota Apa Pun, Tagaklah Instan. Anda Tagak Bisa Melakukannya Dalam Satu Tahun, Tapi Mungkin Ada Penekanan Seperti itu Karena Dia Mencoba untuk Memindahkan Cerita Pembangunan Ekonomi.

Jadi Tagak Hanya Berdaskan PADA SATU WILAYAH YANG KITA MILIKI SAAT INI, Yaitu Pulau Jawa Dan Bali, Yang Sebenarnya Bisa Menyebar, Bukan? Jadi, Misalnya, Untuk ibu Kota Baru, di satu sisi, dia membayangkannya Mirip Dengan Washington, DC Jadi Pusat Pemerintahan, Dan Srara Psikologis, Misalnya, Dia Mengatakan, YA, Bagaimana Jika Ana Yang Berada Di Jawa, Di Mana Pusat Perdagan Terjadi, Benar-Benar Harus Terbang Ke Sini Untuk Menyelesaikan Pekerjaan? Karena Saat Ini, Semua Pemerintah Daerah Harus Terbang Ke Yakarta Untuk Menyelesaikan Pekerjaan, Bukan? Kenapa Tagak Pernah Sebaliknya? Dan Itulah Salah Satu Caranya. Tentu saja itu bukan satu-satunya Cara. Tapi itu Salah Satu Caranya. Dan Itu Juga Merupakan Salah Satu Konsep Yang Paling Mudah Srara Politis, Tagak Hanya Bagi para Pemilih, Tapi Juga Bagi para administrador para Lainnya. Seperti, Itu Adalah Gambaran Yang Sangat Jelas. Dan Kemudian, Tentu Saja, Setelah Itu, Anda Memiliki Industrialisasi, Anda Memiliki Segala Macam Layanan Sosial Untuk Menghilangkan Kemiskinan. Saya Pikir Dalam 10 Tahun Terakhir, Mereka Telah Melakukan Pekerjaan Yang Baik Dalam Upaya Menghapus Kemiskinan Di Banyak Desa. Karena Sekali Lagi, Kita Melihat Ribuan Pulau, Dan Itu Adalah Berbagai Tingkat Pendapatan, Juga Berbagai Tingkat Aktivitas Ekonomi, Bukan? Jadi Itulah Tantangan Dalam Indonesia emas.

(21:33) Jeremy au:

Ya, Saya Pernah Berada di Dc Dan Saya Pikir Itu Adalah Analogi Yang Bagus Yang Baru Saja Anda Buat Karena Ketika Saya Pergi Ke Sana Untuk Pertama Kalinya, Sejujurnya Sekitar Sebulan Yang Lalu, Saya Pikir Sangat MENSARIK Untuk Mendengar SEJARAH HAL HAL IT It. Dan Saya Pikir Banyak Kritik Tentang DC Adalah Sesuatu Yang Saya Dengar, Untuk Ibu Kota Baru Indonesia Ini, Karena Saya Pikir Perhitungannya Sama, Yaitu Secara Politis di Mana Pusat Gravitasinya? Jadi Pada Saat Itu, Washington DC Lebih Banyak Berada Di Tengah Daripada Di Pesisir Pantai Sampai Mereka Memiliki Kesempatan Untuk MembanguNo Kota Dari Awal. Dan Jelas Sekali Ketika Mereka Melakukannya, Monumen-Monumen itu Ada Di Sana Karena, Saya Tagak Bisa Membayangkan Membangan Monumen-Monumen itu di New York Tagak Mungkin. Sebbagai Contoh, Tagak Ada Cukup Ruang untuk Lincoln Memorial Atau, Untuk Mlk, Martin Luther King. Jadi Saya Pikir itu Hanya Bagian Yang Menarik di Mana Saya Pikir Washington DC, Sebuah Kota Yang Sangat Fokus Pada Tata Kelola Negara, Yang Menarik. Saya Pikir Kita Akan Melihat Hal Itu di Malaysia Juga, KL, Mereka Juga Pindah Ke Luar Kota.

(22:24) Gita Sjahrir:

Ya.

(22:24) Jeremy au:

Jadi, Saya Pikir itu Menarik untuk Melihat bahwa ya, itu adalah keutusan yang umum. Jadi Saya Tagak Yakin Mengapa Hal Ini Mendapat Begitu Banyak Kritikan. Saya Merasa, Tagak, Saya Pikir Ini Adalah Keputusan Yang Umum. Maksud Saya, Banyak Negara Yang Memindahkan Ibu Kota Mereka Ke Luar Kota Ekonomi Mereka. Jadi Satu Aspek Yang Menarik Yang Membuat Saya PeSaran Adalah, Ketika Anda Melihat Masa Depan, Tentu Saja, Bagaimana Kita Melihat Hal Ini Dari Generasi Ke Generasi?

Jadi Gen Z Sedang Terjadi. Kita Sudah Membahas Tentang Tiktok Di Episodio Terakhir. Jadi, Misalnya, Saya Kira Semua Orang Akan Menggunakan Tiktok Sekarang, Saya Kira, Dalam Lima Tahun Ke Depan, Apakah itu Akan Menjadi Salah Satu Hal Yang Penting? Seperti, Bagaimana Kita Melihat Perubahan Generasi Mungkin? Dan Mungkin Pemilihan Umum, Mungkin itu Sebabnya Kami Mengatakannya, Tapi Mungkin Juga, Bagaimana Mereka Berkomunikasi Satu Sama Lain.

(23:03) Gita Sjahrir:

Ya, Dan Itulah Mengapa Sangat Penting Bagi Negara Manapun untuk Berinvestasi di Bidang Pendidikan. Nah, Kali Ini, Pencalonan Prabowo, Mereka Memiliki Pemilih Terbanyak Dari Gen Z. Jadi Gen Z Adalah Pemilih Terbesar Dari Kubu Pak Prabowo. Dan Banyak Orang Yang Hanya Menggaruk-Garuk Kepala. Mereka Tagak Mengerti. Tapi Sekali Lagi, Bagi Saya, Hal Ini Sebenarnya Cukup Bisa DiMengerti Karena Secara Komparatif, Seluruh Hal Yang Disampaikan Pak Prabowo Adalah Tentang Mempertahankan Tingkat Perkembangan Ekonomi Saat Ini. Jadi, Mempertahanka Apa Pun Yang Telah Dilakukan Pak Jokowi Dengan Baik Dan Terus Melakukannya Hingga Kita Mencapai, Cerita Pembanganan Yang Sama Dengan Negara Maju. Dan Itu Sebenarnya Sangat Mudah Dipahami Oleh Anak Muda, Terutama Pemilih Pemula. Dan

(23:48) Gita Sjahrir:

Secara Komparatif, Jika anda Melihat Kandidat Lain, Mereka Juga Kuat. Mereka Adalah Orang-Orang Yang Dihormati Oleh Masyarakat. Namun, Dalam Hal Cerita Dan Dalam Hal Betapa Mudahnya Bagi Pemilih Pemula Untuk Memahaminya, Mereka Hanya Membutuhkan Lebih Banyak Pemahaman Tentang Apa Visi MISI Mereka, Apa Yang Ingin Mereka Lakukan, apa Keebijakan Mereka. Dan Srara Umum, Ketika anda Berhadapan Dengan Populasi Pemilih Yang Sangat Besar Dan Antusias, Pesan Yang Jelas, Akan Menang.

(24:15) Jeremy au:

Ya.

(24:16) Gita Sjahrir:

Pesan Yang Jelas Ketika, Saya Pikir Semakin Banyak Media Sosial Yang Dikonsumsi, Sayangnya, Seperti Semakin Rendah Rentang Perhatian Kita, Jadi Kandidat Mana Pun Yang Dapat Menangkap Rentian Perhatian Ituuke Sementara Waktu, Dan Juga Pesangatengat. Jelas, Kita Mungkin Akan Bangkit.

(24:33) Jeremy au:

Benar.

(24:34) Gita Sjahrir:

Saya pikir, ketika kita melihat politik, sangat penting untuk mengedukasi masyarakat, mengedukasi masyarakat, mengedukasi anak-anak, mengedukasi Gen Z, terutama mengedukasi Gen Z mengenai tugas-tugas kewarganegaraan mengenai apa itu pemerintahan, Sehingga Kita Juga Tagak Jatuh Ke Dalam Pola pikir yang Mengatakan Bahwa, Hei, Satu orang Bisa Menyelamatkan Seluruh Bangsa, Atau Satu Orang Adalah Kuncinya, Karena Hal Tersebut Sama Sekali Tagak Benar. Di Sana, Saya Cenderung Mengatakan, YA, Jika Indonesia Berantakan, ITu Karena 285 Juta Orang Yang Membantu Mewujudkannya. Jadi, Saya Menolak untuk Percaya Karena Cara Sistemnya Diatur. FAKTANYA ADALAH, Tagak Benar Bahwa Hanya Satu Orang di Negara Demokrasi Elektoral Yang Bertanggug Jawab. Salah Satu Tantangan besar untuk Menjadi Pemilih Pemula Adalah Menyadari Bahwa Mereka Juga Memiliki Andil Dalam Menentukan Ke Mana Arah Negara Ini, Suka Atau Tagak Suka, Bukan? Dan Itu Berasal Dari Banyak Hal. Bukan Hanya Dengan Memilih Calon Presiden Atau Calon Anggota Legislatif. Bukan Hanya Dengan Membayar Pajak, Tapi Banyak Hal. Jadi apa yang anda lakukan di komunitas anda? Bagaimana anda Memahami Bagaimana Cerita Pembangunan di daerah anda? Seperti, Apa Yang Sedang Dilakukan di Kota Anda? Apa yang dapat anda lakukan, untuk melakukannya. Biarkan Aspirasi Anda Terdengar, Seperti, Lakukan, Misalnya, Di Kota Anda Atau di Komunitas anda, Atau Bahkan di Tingkat Kota Anda, Bagaimana Hal-Hal Tersebut Disahkan, Karena Banyak Hal Yang Terjadi Juga di Indonesia Indonesia Tingkat Regional.

Jadi, Orang Biasa Mungkin Bisa Mengetahui, Siapa Saja Pengambil Keutusan Utama Dan Apa Yang Bisa Mereka Lakukan untuk Menghentikan Sesuatu. Jadi Masyarakat Dapat Menghentikan Sesuatu, Dan Masyarakat Juga Dapat Memulai Sesuatu Dan Lebih Sadar Akan Hal Itu Dan Memahami bahwa anda Memiliki Tugas. Dan Saya Pikir Ini Adalah Bagian Di Mana, Tampaknya Ada Keterputusan Di Banyak Negara Di Mana Anda, Para Pemimpin Anda Berusia 80 Tahun, Tetapi Pemilih Anda Berausia 21 Tahun. ¿Benar, Kan? Dan Kuncinya Adalah, Apa Yang Anda Lakukan untuk Memahaminya? Populasi Yang Sangat Besar Ini, Karena Mereka Akan Terus Ada, Mereka Akan Terus Ada. Sekarang Dengan Perawatan Kesehatan Yang Lebih Baik Dan Juga Harapan Hidup Yang Lebih Tinggi, Mereka Juga Akan Produktif Lebih Lama.

Dan Mereka Akan Mengalami Perkembangan Ekonomi Yang Biasanya Terjadi Jika Sebuah Negara Menjadi Lebih Kaya, Maka y Akan Mendapatkan Pendidikan Yang Lebih Baik. Mereka Juga Akan Lebih Terdidik Dan Memahami Hal-Hal Tertentu Yang Tagak Sesuai Dengan Standar Mereka. Apa Yang Akan Anda Lakukan Dengan Hal Tersebut? Jadi Saya Pikir Sangat Penting Untuk Selalu Tagak Melihat Gen Z Sebbagai Sebuah Cerita Yang Bisa Menang Dengan Cepat. Jadi, Biarkan Saya Mencoba Memenangkan Hati Mereka Dalam Satu Pemilihan Dan Kemudian Mengacaukannya. Namun, Kita Harus Benar-Benar Menyadari Bahwa Ketika Kita Membangan Sebuah Negara, Kita MembanguN Generasi. Ini Adalah Tentang Orang-Orangnya Terlebih Dahulu. Ini Bukan Tentang Negara, Karena Negara Hanyalah Negara. Salah Satu Buku Terbaik Tentang Hal Ini Adalah Imagine comunidades Karya Ben Anderson. Dan Ini Adalah Tentang Itu, Karena Komunitas Pada Dasarnya Adalah Sebuah Struktur Masyarakat. ITU DIBUAT DAN KEMUDIAN SECARA HUKUM KITA MENGATURNYA SEHINGGA MENJADI SEBUAH NEtara. Namun Pada Akhirnya. Anda Harus Selalu Berpikir Bahwa Semua Keputusan Ini, Semua Kebijakan Ini, Semua Ide Ini, Semua Indonesia EMAS 2045 Ini Adalah Untuk Masyarakat. Ini Harus Menetes Ke Tingkat Rakyat.

(27:44) Jeremy au:

Benar. Dan, Satu Aspek Yang Menarik Tentang Hal Itu, Tentu Saja, Saya Ingin Tahu Apakah y Memiliki Pendapat Tentang Generasi Alfa?

(27:50) Gita Sjahrir:

Ya ampun. Oh, Tapi Mereka Adalah Keponakan Saya, Keponakan Saya Dan Keponkan Saya.

(27:54) Jeremy au:

Ada Kecurigaan Tentang Bagaimana, Ada Kecurigaan Tentang Bagaimana Hasilnya?

(27:58) Gita Sjahrir:

Menurut Saya, Setiap Generasi Akan Selalu Memiliki Bentuk Idealisme Yang Berada. Dan Itu Adalah Hal Yang Baik. Saya Tagak Mengerti Mengapa Kita Menjadi Begitu Pahit Dan Mengatakan Kepada Mereka, Oh, Tagak Ingin Hal-Hal Yang Lebih Baik. ITU Sangat Menyedihkan. Itu hanya trauma kita yang berbicara, bukan? Kita Kecewa, Jadi Kita Merasa Perlu Melampiaskannya Kepada Orang Lain, Tapi Sebenarnya, Ada Baiknya Gen Z Memiliki Idealisme Sendiri. Bagus Sekali Gen Alpha Memiliki Idealisme Sendiri di Masa Depan. Dan Itulah Yang Terjadi Seiring Dengan Perkembangan Dunia Yang Diharapkan Akan Menjadi Lebih Baik, Lebih Aman, Dan Lebih Sadar. Saat Ini, Anda Tagak Bisa Hanya Melihat Cerita Ekonomi Karena Semakin Kaya Suatu negara, Semakin Berpendidikan, Semakin anda Menyadari Bahwa anda Menginginkan Hal-Hal Lain Dalam Hidup anda.

Dan Saya Rasa Anda Tahu, Sebbagai Seorang Pemimpin, Tugas anda Adalah Memastikan Bahwa Orang-Orang anda Dapat Mengaktualisasikan Diri Mereka, Bahwa Orang-Orang y Tagak Hanya Bertahan Srara Fisik, Namun Juga Berkembang. Dan Saya Rasa Seringkali, Bagi Negara-Negara Yang Terjebak Dalam Jebakan Pendapatan Menengah, Sangat Memahami Mengapa Hal Ini Terjadi. Ingin Fokus Pada Yang Pertama, Tentu Saja, Anda Harus Menghapuskan Kemiskinan. Orang-orang harus hidup secara fisik, dan hal ini sangat Penting bagi Indonesia, Misalnya, Akan Ada Langkah-Langkah Agresif untuk Mengatasi Stunting Karena Hal Ini Merupakan Masalah Yang Sangat Memilukan Di-Nagara Kita, Diana ANAK-Anak-Anák Memana Memana Memana Memilika Cakanan Carruki Cakán Kehidupan. Seperti Bayi Yang Diberi Makan, Dalam Situasi Yang Sangat Miskin, Air Beras Karena Ibunya Secara Fisik Terlalu Kelaparan Untuk Memberikan Asi. Jadi, Anda Harus Menyelesaikannya. Kemiskinan Harus Diberantas. Dan setiap bayi yang lahir harus memiliki kesempatan untuk tumbuh dengan sehat, baik secara fisik maupun mental, bukan? Tapi setelah itu, setelah anda memiliki itu, maka inilah saatnya untuk meningkatkan start.

Dan apa yang dapat anda lakukan untuk membantu masyarakat anda menjadi lebih terdidik? Apa Yang Dapat anda Lakukan Agar Mereka Dapat Mengaktualisikan Diri? Apa Yang Dapat anda Lakukan Agar Mereka Berkembang di Sektor Apa Pun Yang Ingin Mereka Geluti? Agar setiap orang yang lahir Tagak Berpikir, OH, Tagak, Karena Saya Lahir Dalam Situasi Seperti Ini, Saya Akan Terus Seperti Ini Selama Beberapa Generasi KE Depan. Sehingga Mereka Setidaknya, Seperti Yang Anda Katakan Sebelumnya, Kita Memiliki Impian Amerika. Kita Memiliki Mimpi Ini Dan Agar Mereka Juga Memiliki Mimpi Mereka. ¿Benar, Kan? Sehingga Ketika Mereka Lahir, Mereka Tagak Berpikir, Oh, Tagak, Saya Terjebak di Sini. TAPI MEREKA BISA BERPIKIR, KE MANA SAYA BISA PERGI SELANJUTNYA DI MASA DEPAN? Saya Pikir Begitu Banyak Dari Pembuatan Kebijakan Ini Adalah Tentang Mengatur Panggung SEHINGGA ORANG DAPAT MENGAKTUALISAKAN DIRI. Mudah-Mudahan, Dan Semoga Kita Bisa Melakukannya Pada Tahun 2045 Atau Setidaknya Sampai di Sana.

(30:25) Jeremy Au:

Benar. Saya Rasa y Sudah Beberapa Kali Menyebut Tentang Jebakan Kelas Menengah, Di Podcast Ini Dan Episode-Episode Sebelumnya. Jadi Saya Agak Penasaran Tentang Mungkin Apa Yang Menjadi Perhatian Di Sini Dan Apa Yang Dimaksud Dengan Jebakan Kelas Menengah.

(30:36) Gita Sjahrir:

Ya. Jadi Jebakan Pendapatan Menengah Secara Harfiah Seperti Namanya, Yaitu Ketika Sebuah Negara Secara Fisik Tagak Bisa Keluar Dari Tahap Pendapatan Menengah. Jadi, Dalam Hal PDB por Kapita, Misalnya, Berada di Bawah $ 10.000 PDB por Kapita, Dan Mereka Masih Memiliki Kemiskinan di Kantong-Kantong Tertentu. Mereka Memiliki Masalah Dalam Mendidik Masyarakatnya. Jadi Sangat Tagak Merata. Jadi Ada Banyak Ketidaksetaraan, Tapi Dasar Dari Semua Itu Adalah Pendidikan Yang Tagak Cukup Baik. Dasarnya Adalah Tingkat Pendidikan Yang Buruk Dan Rendah, Jadi Ini Biasanya Terjadi Di Mana Jika anda Bisa Mendapatkan Pendidikan Privat, Maka Ya, Tentu Sajah Daerah Daerah Daerah Bisa Mendapatkan Tutor Dari Inggris, Tapi Kemudian, Di Bany, Daerah Daerah Daerah Daerah LAIN Orang-Orang Benar Benar Berjuang Untuk Bertahan Hidup.

Jadi, Ini Adalah Hal-Hal Yang Biasanya Terjadi PADA NEGARA-NEGARA Yang Berada Dalam Situasi Pendapatan Menengah, Sehingga Mereka Berjuang Untuk Menemukan Cara Untuk Naik Kelas. Sekarang, Tantangannya Adalah, Bagaimana Cara Anda Naik Kelas? Dan Memastikan Bahwa Semua Orang Ikut Naik Bersama Anda, Karena Tagak Selalu Berarti Bahwa Jika Anda Meningkatkan PDB, Maka Semua Orang Harus Menjadi Lebih Baik. Sekarang, Anda Harus Mencari Tahu Bagaimana Caranya Agar Uang Tersebut Mengalir Ke Bawah, Bagaimana Modal Miembrodidakan Semua Orang, Termasuk Yang Paling Bawah. Dan Saya Sangat Percaya Bahwa Anda Harus Bekerja Pada Mereka Yang Paling Terpinggirkan, Orang-Orang Yang Mengalami Tantangan Paling Besar Untuk Dapat Mengangkat Semua Orang.

(32:00) Jeremy au:

Benar.

(32:01) Gita Sjahrir:

Sekali Lagi, Kembali ke inisiatif Seperti Ibu Kota Baru Atau, Industrialisasi Atau, Pembangunan Perkotaan, Dan Sebbaginya, Dan Sbaginya. PADA DASARNYA, MENURUT Saya, Itu Adalah Solusi Jangka Menengah Untuk Mengangkat Masyarakat di Kantong-Kantong Tersebut, Masyarakat di daerah-daerah Tersebut, Bagaimana Anda Bisa Mengangkat Mereka? Sehingga Secara Ekonomi Dan Pendidikan. Mereka Bergerak Naik Bersama Negara Karena Jika Anda Berbicara Tentang PDB, Misalnya, Di Indonesia, PDB Sebenarnya Sudah Cukup Besar, Tentu Saja, Untuk Negara Sebesar Ini, Mungkin Bisa Lebih Besar Lagi, Bukan? Namun Pertanyaannya Adalah, Ketika Kita Terus Bertumbuh, Lalu Bagaimana Cara Membawa Semua Orang Agar Tagak Memiliki Tingkat Kemiskinan Dan Tingkat Pendidikan Yang Sangat Rendah, Dan Semua Faktor Yang Cenderg Ada PADA NEGARA NEGARA YEGAR Tahap Ekonomi Maju.

(32:51) Jeremy au:

Ya, Maksud Saya, Ini, Terdengar Mirip Dengan Kisah China Dalam Hal Ekonomi, Bukan? Saya Pikir Ada Pertumbuhan Yang Luar Biasa. Jadi Mereka Melakukan Pekerjaan Yang Luar Biasa di Sisi Pertumbuhan Ekonomi. Namun, Dengan Pemerintahan Xi Jinping, Saya Rasa Ada Fokus Besar untuk Tagak Hanya Menumbuhkan Pertumbuhan Ekonomi, Tapi Juga Bagaimana Memastikan Bahwa Pertumbuhan Tersebut Dicokasikan Seca Adil.

Namun Sepertinya, Beberapa Langkah Yang Telah Mereka Lakukan, Paparan Kumulatif Dari Hal Tersebut Telah Menciptakan Krisis Pengangguran Yang Kita Hadapi Saat Ini Dan Perrlambatan Pertumbuhan Ekonomi. Jadi saya pikir ini seperti Goldilocks, seperti Anda tidak ingin memiliki VR yang terlalu panas atau terlalu dingin, seperti apa kebijakan tengah yang memungkinkan Anda melakukan keduanya, yaitu memiliki pertumbuhan itu, tetapi juga memungkinkan mobilitas sosial dan juga membiarkannya didistribusikan secara merata, mungkin di seluruh wilayah, di seluruh kelas sosial, dan ini bukanlah serangkaian kebijakan yang mudah dilakukan, jadi bukan pekerjaan yang mudah, tentu saja, untuk para pembuat Kebijakan di negara maná juego de palabras.

(33:38) Gita Sjahrir:

Untuk Siapa Saja.

(33:39) Jeremy au:

Untuk Siapa Saja, Benar. Dan Juga, Hanya Karena Ini Adalah Kebijakan Yang Baik, Bukan Berarti Secara Politis Juga Memungkinkan.

(33:44) Gita Sjahrir:

Ngomong-ngomong, Saya Senang Anda Menyebutkan Hal Itu. Saya Sangat Senang Anda Menyebutkan Hal Itu Karena Saya Pikir Terkadang Sebbagai Warga Kota, Saya Hanya Warga Kota. Saya Bukan Seorang Presiden. Sebbagai contoh, Ada Banyak Hal Yang Terjadi di Latar Belakang Yang Membutuhkan Gelar Maestro Untuk Memahaminya. Dan Itu Adalah Banyak Seluk-Beluk Yang Terjadi. Jadi, Sekali Lagi, Dunia Juga Menjadi Lebih Transparan. Di satu sisi, anda bisa berterima kasih kepada medios sosial untuk itu. Benar. Dan Bagaimana Berita Disebarluaskan Dengan Lebih Cepat. Saya Percaya Bahwa para Pembuat Kebijakan Di Masa Depan Memiliki Tanggung Jawab Untuk Juga Menjelaskan Latar Belakang Dengan Cara Yang Mudah DiCerna Dan DiMengerti Oleh Masyarakat, Karena apa Pun Yang Ingin Discunyikan Ooleh Siapa Pun Zaman Akan Terjadi.

(34:30) Gita Sjahrir:

Jadi, apa pun yang dipikirkan orang, selamat datang di era digitalisasi, di mana jangan terlalu kaget jika ada orang yang Mengantar cucian kotor anda keesokan harinya, dan orang tersebut adalah orang yangezak pernah anda dalam dalam hidup y hidup y hidup anda hidup anda hidup anda yang tingal Sama Sekali Berbeda. ¿Benar Kan? Jadi Saya Pikir Orang-Orang Juga Perlu Memahami Bahwa Seiring Dengan Bertambhnya Penduduk Yang Lebih Muda Dan Juga Memiliki Cita-Cita Yang Berbeda, Mereka Harus Tetap Melayani Penduduk Tersebut. Jadi Mereka Juga Perlu, Mungkin, Mengubah Cara Mereka Berkomunikasi, Berpikir untuk Berkomunikasi Dalam Format Yang Berbeda, Dengan Cara Yang Berbeda, Tagak Hanya Melalui, Menulis Esai Di Luar Negeri, Tapi Juga Video Tiktok.

(35:09) Jeremy Au:

Ya.

(35:09) Gita Sjahrir:

Atau YouTube Atau SemaCamnya. Tagak, Ini Penting Karena Faktanya Seperti Yang Selalu Saya Katakan, Jika para Pemimpin Tagak Berkomunikasi Dengan Baik, Maka Orang Akan Berasumsi. Dan Anda Tagak Ingin Membiarkan Orang Membuat Asumsi Tentang Cerita Anda Karena Itu Bukan Milik Anda Dan Biarkan Mereka Berlari Ke Kota Dengan Itu Karena Tagak Ada Yang Tahu Latokang Apa Yang Kita Miliki Untuk Membuat Cerita-Cerita Ini Juga. Jadi Itulah Yang Selalu Saya Katakan, Seperti, Mungkin Cara para Pemimpin Perlu Berkomunikasi Sekarang, Dan Saya Pikir, Seperti, Misalnya, Tempat-Tempat Seperti Amerika Serikat Di Mana, anda Masih Memiliki Orang Berusia 70 Tempa Berlari. Mereka Juga Memiliki, Orang-Orang Yang Lebih Muda. Bagaimana anda Mengkomunikasikan Berbagai Hal? Bagaimana Formatnya? ¿Bahasa apa yang anda gunakan? Apakah anda dapat Melakukannya dengan Cara yang Sederhana Dan Menarik SERTA Mudah DiMengerti Sehingga Mereka Tertarik Untuk MEMPELAJARI LEBIH LANJUT. ¿Benar Kan? Karena jika anda Tagak dapat membuat orang tertarik dengan apa pun yang anda katakan, Tagak, mereka Tagak akan Menonton video YouTube anda selama satu jam karena Tagak Ada gunanya. Jadi, Ini Adalah Tentang Memikat Orang untuk Inguin Mengetahui Cerita Anda.

(36:08) Jeremy Au:

Benar. Nah, Jika Biden Ada di Tiktok, Maka anda Juga Harus Begitu, Bukan? Jadi.

(36:12) Gita Sjahrir:

Ya ampun, mentiroso. Kau Benar. Aku lupa tentang itu.

(36:16) Jeremy au:

Saya Rasa Ini Adalah Cara Yang Bagus untuk Mengakhiri Wawancara Ini. Terima Kasih Banyak, Gita, Karena Telah Berbagi Mengenai Masa Depan Sistem Politik Indonesia, Dan Juga Masa Depan Ekonomi Indonesia Setelah Pemilihan Umum Berakhir.

(36:26) Gita Sjahrir:

Doakan Kami untuk Indonesia emas.

Anterior
Anterior

David Zhou: Kepemimpinan Pemikiran Silicon Valley, Pembanguan Komunitas en Deck y Perusahaan Pemula Yang Berinvestasi Di Dana VC - E388

Próximo
Próximo

Ameer Jumabhoy: Merevolusi Industri Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai Turis, Pilihan Sulit Pandemi y Ketangguhan Pribadi Bersama Keluarga - E390